Selamat datang di blog BEM FAKULTAS HUKUM UPN "VETERAN" JAWA TIMUR

Saturday, August 17, 2019

Posted by BEM Fakultas Hukum UPN "Veteran" JATIM On August 17, 2019 0 comments

Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Sdm Unggul Indonesia Maju




Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-74 Sdm Unggul Indonesia  Maju.

Sejarah dimulai dimana pada awalnya Belanda lah yang menguasai Indonesia, selama masa itu para pejuang kita mati-matian berjuang untuk merebut kemerdekaan. Kemudian dari pecahnya “Perang Asia Timur Raya“, Amerika Serikat menyatakan perang kepada Jepang karena serbuan tentara Jepang ke pusat pertahanan Amerika Serikat yang dikenal dengan “Pearl Harbour” pada tgl 8 Desember 1941. Kemudian tentara Jepang dengan angkatan laut dan angkatan udaranya semakin agresif beraksi mendarat di wilayah Indocina, Filipina, Malaya dan Indonesia. Jepang mendarat ke Indonesia dengan tujuan melumpuhkan pasukan Belanda. Mereka kemudian dengan cepat menguasai banyak wilayah di Indonesia yang membuat Belanda semakin terdesak dan akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menyatakan menyerah kepada Jepang pada tahun 1942. 



Latar belakang kemerdekaan Indonesia diawali dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, dan Tiongkok karena pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Kemudian tiga hari kemudian tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki, dua pusat kota pemerintahan Jepang itu menjadi hancur rata dengan tanah. Akhirnya Jepang menyerah secara resmi tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Penyerahan kalah itu dilakukan di kapal Missouri pada tanggal 2 September 1945 oleh Kaisar Hirohito dari pihak Jepang dan Jendral Douglas Mc Arthur dari pihak sekutu. Setelah melewati berbagai rintangan, akhirnya Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta berhasil memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia memiliki tema dan logo yang berbeda setiap tahun. Bima Surya Pamila selaku Desainer Terpilih Logo HUT ke-74 RI menyebut logo kali ini dibuatnya dengan semangat persatuan. Logo Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia bukan merupakan logo biasa, sebab logo tersebut memiliki makna filosofis tersendiri.Logo HUT ke-74 di tahun 2019 ini berwarna merah putih dengan angka 74 yang digabung menjadi satu.Seperti diketahui, tema dan logo ini mengalami revisi dari sebelumnya tema 'Menuju Indonesia Unggul' menjadi 'SDM Unggul Indonesia Maju'. Perubahan tersebut tertuang dalam surat No. B-779/M.Sesneg/SET/TU.00.04/07/2019, tentang Penyampaian Tema dan Logo Peringatan Hari Kemerdekaan Tahun 2019 yang ditandatangani pada 23 Juli 2019. Tema HUT ke-74 Republik Indonesia tahun ini, terinspirasi dari visi pemerintahan Presiden Joko Widodo periode 2019-2024, yang akan berfokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dari angka 7 ke angka 4 juga membentuk garis petir melambangkan gerak, kerja, energi yang menginspirasi dari atas ke bawah.
Selain itu ia menyebut bahwa makna merah pada logo kali ini juga disebutnya lebih dimatangkan.

“Melambangkan kedewasaan dan kebijaksanaan,” ungkapnya.
Sedangkan warna putih menurutnya mengacu kepada warna yang ada dalam bendera. Selain itu putih juga memiliki nilai filosofis tersendiri.
“Putih melambangkan keikhlasan dalam bekerja,”


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Sunday, August 4, 2019

Posted by BEM Fakultas Hukum UPN "Veteran" JATIM On August 04, 2019 0 comments

Sejarah Hari Dharma Wanita Nasional (HDWN)






berawal pada 05 Agustus 1974 saat organisasi para istri Pegawai Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Orde Baru itu dibentuk dengan nama Dharma Wanita. Organisasi ini didirikan oleh Ketua Dewan Pembina KORPRI saat itu, Amir Machmud, atas prakarsa Ibu Tien Soeharto sebagai Ibu Negara. Pada waktu itu Dharma Wanita beranggotakan para istri Pegawai Negeri Sipil, anggota ABRI yang dikaryakan, dan pegawai BUMN.
Pada Era Reformasi, tahun 1998, organisasi wanita ini melakukan perubahan mendasar. Tidak ada lagi muatan politik dari pemerintah, Dharma Wanita menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang netral dari politik, independen, dan demokratis.
Nama Dharma Wanita kemudian berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan. Penambahan kata ‘Persatuan’ disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional, di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Perubahan organisasiini tidak terbatas pada penambahan kata ‘Persatuan’ namun juga berubah menjadi organisasi yang mandiri dan demokratis.
Pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Dharma Wanita yang diselenggarakan pada 06-07 Desember 1999, seluruh rancangan Anggaran Dasar disahkan dan menetapkan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan terpilih, Ny. Dr. Nila F Moeloek. Pokok-pokok perubahan organisasi Dharma Wanita yang ditetapkan pada Munaslub, antara lain :
1.     Nama organisasi berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan.
2.     Istilah Istri Pegawai Republik Indonesia diganti menjadi Istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia.
3.     Penegasan sebagai organisasi sosial  kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
4.     Penegasan sebagai organisasi nonpolitik.
5.     Penerapan demokrasi dalam organisasi (ketua umum dan ketua pada unsur pelaksana dipilih secara demokrasi).Sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) perempuan terbesar di Indonesia, sudah selayaknya DWP memiliki standing position dan mengambil peran strategis dalam  konstalasi pembangunan nasional. Sebagaimana ormas lainnya, DWP memiliki peluang untuk berkiprah  lebih luas dengan mengoptimalkan  peran sertanya sebagaimana  yang dijamin oleh Undang-Undang Republik  Indonesia  Nomor  17  Tahun  2013  tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Dharma Wanita, Dharma Wanita Persatuan adalah organisasi kemasyarakatan yang menghimpun dan membina istri Pegawai Negeri Sipil RI dengan kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya serta tidak terkait dengan kekuatan politik manapun, tetapi hak berpolitik anggota tetap dihormati. Secara garis besar, tujuan organisasi Dharma Wanita adalah mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya melalui peningkatan kualitas sumber daya anggota untuk mendukung tercapainya tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Kegiatan yang dilaksanakan Dharma wanita persatuan diarahkan untuk: (a) Mengutamakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari pengurus dan anggota;  (b) Memilih kegiatan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kesempatan organisasi; (c) Dalam melaksanakan kegiatan mendahulukan yang penting sesuai dengan skala prioritas; (d) Mengutamakan kualitas penanganannya daripada kualitas yang ditangani, serta diupayakan secara tuntas; (e) Menjaga citra yang baik sebagai istri pendamping aparat pemerintah di tengah masyarakat yang dinamis. 

Sedangkan fungsinya adalah sebagai wadah untuk melakukan pembinaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok organisasi. Di samping tugas dan fungsi pokok yang ada di dalam kelompok organisasi dharma wanita persatuan, organisasi tersebut juga memiliki tujuan yaitu mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya melalui peningkatan kualitas sumber daya anggota guna mendukung tercapainya tujuan nasional. Wewenang pengurus organisasi Dharma Wanita adalah (1) Menetapkan kebijaksanaan teknis organisasi berdasarkan hasil musyawarah nasional, anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan juga kebijaksanaan organisasi satu tingkat diatasnya; (2) Mengesahkan organisasi, pengurus dan atau ketua satu tingkat dibawahnya; (3) Melaksanakan pembinaan organisasi pada unsur pelaksana di lingkunganya; (4) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan dan kebijaksanaan yang dilakukan oleh unsur pelaksana di lingkungannya; (5) Melaksanakan program dan kegiatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada organisasi satu tingkat di atasnya.
Peran perempuan di sebuah organisasi binaan seperti Dharma Wanita seharusnya  dapat dijadikan sebagai tindakan yang dapat  memberdayakan  perempuan secara maksimal dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial, budaya.
Sebagaimana dikatakan Soekarno, “Dan kamu, wanita Indonesia, achirnja nasibmu adalah di tangan kamu sendiri. Saja memberi peringatan kepada kaum laki-laki untuk memberi keyakinan kepada mereka tentang hargamu dalam perdjoeangan, tetapi kamu sendiri harus mendjadi sadar, kamu sendiri harus terdjun mutlak dalam perdjoeangan”.  


Sumber : 









بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ